Moment
Kami bersyukur, dipertemukan Allah diwaktu terbaik, Kini kami menanti hari istimewa kami.
Story
-Tanpa Rencana, Tapi Ternyata Takdir-
Awalnya Semua Terasa Biasa Saja. Temanku Sedang Sibuk Mencari Lowongan Pekerjaan, Dan Karena Iseng, Aku Ikut Daftar. Saat Itu Aku Sama Sekali Tidak Berniat Apa-Apa — Hanya Ingin Switch Career. Dari Situ, Aku Dikenalkan Dengan Dia Oleh Temanku Yang Bekerja Di Tempat Yang Kebetulan Sedang Membuka Posisi Baru. Tak Kusangka, Dari Perkenalan Sederhana Itu, Justru Aku Yang Akhirnya Mengenalnya Lebih Dekat.
Kami Berdua Tipe Yang Sama-Sama Cuek. Tidak Ada Yang Berusaha Menarik Perhatian, Tidak Ada Yang Berlebihan Dalam Bersikap. Hubungan Kami Dimulai Begitu Saja — Tanpa Rencana, Tanpa Ekspektasi. Hanya Dua Orang Yang Sering Berpapasan Di Tempat Kerja, Lalu Perlahan Mulai Terbiasa Dengan Keberadaan Satu Sama Lain.
Sampai Suatu Hari, Entah Sejak Kapan, Aku Mulai Memperhatikan. Caranya Tersenyum, Matanya Yang Sipit, Tubuhnya Yang Kurus — Semuanya Mengingatkanku Pada Idolaku. Lucunya, Aku Baru Sadar Kalau Ternyata Jodohku Selama Ini Ada Di Depan Mata.
Seiring Waktu, Kami Melewati Banyak Hal Bersama — Masa Sulit, Masa Senang, Masa Ketika Dunia Terasa Berat, Hingga Masa Di Mana Segalanya Terasa Ringan. Tujuh Tahun Berlalu Begitu Saja, Penuh Tawa, Tangis, Dan Cerita Yang Hanya Kami Pahami Berdua. Selama Itu, Dia Selalu Ada, Bukan Dengan Kata-Kata Manis, Tapi Lewat Kehadiran Yang Menenangkan. Dari Situ Aku Belajar, Bahwa Cinta Yang Tulus Tidak Selalu Datang Dengan Gemuruh; Kadang Ia Hadir Dengan Diam Yang Membuat Hati Tenang.
Tanpa Pernah Kami Rencanakan, Tanpa Kami Sadari, Dialah Orang Yang Selalu Aku Cari. Dan Kini, Setelah Tujuh Tahun Berjalan Bersama, Aku Tahu — Dia Adalah Pilihan Terbaikku. Bukan Karena Sempurna, Tapi Karena Dengannya Aku Merasa Cukup, Merasa Pulang.
Dan Di Hari Aku Mengucap Janji, Kami Hanya Bisa Saling Tersenyum Dan Berpikir: Ternyata, Yang Dulu Datang Karena Iseng, Akhirnya Menjadi Takdir Yang Paling Indah Dalam Hidupku.
Â





